SAMPANG / Nusaberita.live – Kerusakan alat CT Scan di RSUD dr. Mohammad Zyn (RSMZ) Sampang terus menuai sorotan, terutama setelah pasien terpaksa dirujuk ke rumah sakit terdekat seperti RS Smart Pamekasan. Nurhasan, Ketua Forum Rakyat Sampang Hebat (FORSA HEBAT), mengecam manajemen RSUD atas kejadian ini, menuding lemahnya perencanaan dan transparansi.
“Kerusakan alat vital seperti CT Scan ini sangat memalukan. Apalagi RSUD dr. Mohammad Zyn adalah rumah sakit andalan masyarakat Sampang. Bagaimana mungkin alat sepenting ini rusak tanpa ada langkah pencegahan sebelumnya? Apakah selama ini tidak ada pemeliharaan rutin?” ujar Nurhasan dengan nada tegas. Sabtu (14/12/24)
Menurut Plt Direktur RSUD, dr. Bhakti Setiyo Tunggal, dua modem CT Scan yang rusak kini dalam proses perbaikan, dengan satu modem telah dikirim ke Jepang pada November 2024 lalu, meski hasilnya belum memuaskan. Modem kedua masih dalam proses pengiriman dan diharapkan selesai akhir Desember 2024, dengan total biaya perbaikan mencapai Rp1,2 miliar.
Namun, Nurhasan mempertanyakan besarnya anggaran tersebut. “Biaya Rp1,2 miliar untuk memperbaiki dua modem? Ini angka yang fantastis. Apakah pihak rumah sakit sudah memastikan tidak ada mark-up atau pemborosan? Kami mendesak transparansi total, termasuk dokumen pengadaan dan perbaikan,” imbuhnya.
Ia juga mengkritik lambannya proses perbaikan yang berdampak langsung pada masyarakat. “Pasien dirujuk ke rumah sakit lain adalah bukti nyata bahwa RSUD gagal memberikan pelayanan yang layak. Apakah mereka sadar betapa sulitnya akses kesehatan bagi masyarakat kecil? Ini sangat tidak bisa diterima,” tambahnya.
FORSA HEBAT menyerukan agar Pemerintah Kabupaten Sampang turun tangan dan mengevaluasi manajemen RSUD dr. Mohammad Zyn. “Jika tidak ada perbaikan signifikan dalam manajemen rumah sakit, kami akan menggalang aksi masyarakat untuk menuntut perubahan nyata,” pungkas Nurhasan.
Sementara itu, pihak RSUD mengklaim telah mempersiapkan semua anggaran dan proses perbaikan sesuai prosedur. Namun, pernyataan ini belum meredam keresahan masyarakat yang merasa dirugikan akibat terganggunya layanan kesehatan. (Redaksi)