SAMPANG, Nusaberita.live – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang Madura Jawa Timur menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026 di Aula Kecamatan Sreseh, Kamis (30/1/25).
Musrenbang yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang, H. Yuliadi Setiyawan, ini menjadi forum strategis bagi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.
Hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPRD Sampang Dapil II Mushoddaq Chalili, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat Sreseh Arif Purna Hermawan, Forkopimcam Sreseh, Pj Kepala Desa, Ketua TP PKK Kecamatan dan Desa, serta tokoh agama dan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, H. Yuliadi Setiyawan menekankan bahwa tema pembangunan Kabupaten Sampang tahun 2026 adalah “Peningkatan Produktivitas SDM serta Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan untuk Percepatan Pembangunan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan.”
“Musrenbang ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk memastikan bahwa program pembangunan yang dirancang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat serta memberikan manfaat yang nyata,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan empat prioritas utama pembangunan Kabupaten Sampang tahun 2026, yaitu:
1. Peningkatan produktivitas SDM melalui pemenuhan kualitas pendidikan dan kesehatan serta menciptakan kehidupan sosial yang harmonis, maju, dan berbudaya.
2. Pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan, dengan mendorong ekonomi inklusif berbasis agribisnis dan UMKM.
3. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, guna mendukung konektivitas wilayah dan kesejahteraan masyarakat.
4. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan inovatif, untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien.
Meski mengalami peningkatan dari 61,94 pada 2019 menjadi 66,72 di 2024, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sampang masih menjadi yang terendah di Jawa Timur.
“Ini harus menjadi motivasi bagi kita semua untuk bekerja lebih keras dalam meningkatkan sektor pendidikan, kesehatan, serta memberdayakan potensi unggulan seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata,” tegasnya.
Selain itu, tingkat kemiskinan di Kabupaten Sampang juga masih menjadi tantangan. Pada 2024, angka kemiskinan mencapai 20,83% dan menjadi yang tertinggi di Jawa Timur. Pemerintah pun berupaya mendorong investasi dan pengembangan UMKM guna membuka lebih banyak lapangan kerja.
“Kita harus merumuskan strategi yang tepat, mulai dari mempermudah investasi, mempercepat pembangunan infrastruktur, hingga mendukung ekonomi mikro agar masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan taraf hidup,” katanya.
Sebagai salah satu kecamatan dengan potensi besar di sektor perikanan dan pertanian, Sreseh diharapkan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada. Salah satu produk unggulannya, kerupuk ikan, telah dipasarkan ke berbagai daerah. Pemkab pun berencana memperkuat strategi pemasaran agar produk lokal semakin berkembang.
Selain itu, hutan mangrove di Sreseh berpotensi dikembangkan menjadi kawasan ekowisata. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan infrastruktur, terutama akses jalan menuju wilayah tersebut.
“Rencana pembangunan Jembatan Sreseh-Pangarengan masih tertunda karena keterbatasan anggaran, tetapi kita tetap berupaya agar proyek ini bisa diwujudkan di masa mendatang,” jelasnya.
Dari sektor pertanian, kondisi tanah alluvial hidromorf di Sreseh sangat cocok untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura. Pemerintah pun mendorong penerapan teknologi pertanian guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Selain infrastruktur, akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan juga menjadi perhatian utama. Banyak masyarakat Sreseh masih mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas yang memadai.
“Pemerataan layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan harus menjadi prioritas. Jika aksesnya lebih mudah, tentu akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan daya saing SDM di Sreseh,” tambahnya.
Sebagai penutup, H. Yuliadi Setiyawan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga capaian pembangunan serta berkontribusi dalam percepatan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Jangan berkecil hati dengan tantangan yang ada. Kita harus terus bekerja keras dan bersinergi agar pembangunan di Sreseh dan Kabupaten Sampang dapat berjalan optimal. Mari kita wujudkan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat,” pungkasnya.
(Spd)