SAMPANG, Nusaberita.live – Rumah nenek Marsiyah, warga Dusun Lenteng Desa Banyumas, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur, roboh pasca bencana banjir yang melanda wilayah tersebut pada Minggu (9/3/25).
Kjadian ini menambah daftar panjang dampak bencana alam yang kerap melanda daerah tersebut. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari warga setempat, robohnya rumah nenek Marsiyah disebabkan oleh faktor pondasi yang kurang kokoh serta seringnya bangunan tersebut terdampak banjir.
Arus deras luapan air Kali Kamuning disebut sebagai pemicu utama kerusakan yang terjadi. Warga menilai, kondisi infrastruktur dan sistem mitigasi bencana di daerah tersebut perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.
Menanggapi kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang langsung turun ke lokasi.
Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD, Candra Romadhani Amin, ST, MM., melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Mohammad Hozin, menyatakan bahwa timnya telah bergerak cepat setelah menerima laporan dari warga dan Destana (Desa Tangguh Bencana) setempat.
“Kami segera menuju lokasi dengan membawa bantuan berupa kasur lipat, selimut, terpal, makanan siap saji, sembako, matras, sandang, dan biskuit,” ujar Hozin, Senin (10/3/25). Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban warga, khususnya nenek Marsiyah, yang kehilangan tempat tinggal.
Nenek Marsiyah sendiri berharap adanya uluran tangan lebih lanjut dari Pemerintah Kabupaten Sampang. “Saya berharap pemerintah bisa membantu memperbaiki rumah saya atau memberikan solusi agar kami tidak terus-menerus terdampak banjir,” ujarnya.
Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya upaya pencegahan dan mitigasi bencana di wilayah rawan banjir seperti Sampang.
Warga setempat mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase, penguatan infrastruktur, serta program jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Sampang mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat musim hujan masih berlangsung. “Kami akan terus memantau kondisi dan siap memberikan bantuan jika diperlukan,” tegas Hozin.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa bencana alam tidak hanya membutuhkan respons cepat, tetapi juga langkah-langkah strategis untuk meminimalisir dampaknya di masa depan. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat dinilai kunci untuk membangun ketangguhan dalam menghadapi bencana.(Sup)