SAMPANG, Nusaberita.live – Layanan mesin ATM Bank Jatim Cabang Sampang menjadi sorotan setelah munculnya keluhan dari Anwar Sanusi, anggota Komisi II DPRD Sampang, Jawa Timur. Jumat sore (21/3/25), warga yang hendak menarik uang tunai di mobile banking ATM Bank Jatim di Jalan Wahid Hasyim harus berhadapan dengan antrean panjang. Penyebabnya, mesin ATM lain di area kantor tersebut tidak berfungsi karena kehabisan uang tunai.
Anwar Sanusi, politisi Partai Golkar asal Kecamatan Kedungdung, menyatakan kekecewaannya atas ketidakpekaan dan ketidaktanggapan Bank Jatim dalam menghadapi situasi yang terjadi. Menurutnya, kondisi ini sangat merugikan nasabah, terutama di momen penting seperti menjelang Lebaran, di mana kebutuhan masyarakat akan uang tunai meningkat signifikan.
“Bank seharusnya lebih peka dan tanggap, terutama menjelang Lebaran. Ini adalah momen di mana nasabah sangat membutuhkan akses penarikan uang untuk berbagai keperluan,” ujar Anwar. Ia menambahkan, kejadian ini mencerminkan kurang maksimalnya layanan perbankan terhadap nasabah dan seharusnya menjadi pembelajaran bagi industri perbankan secara keseluruhan, terutama dalam menghadapi momen-momen krusial seperti Lebaran.
Kejadian di Bank Jatim Cabang Sampang ini bukan sekadar persoalan teknis, melainkan juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan dalam memberikan layanan yang optimal, terutama di saat-saat puncak seperti menjelang hari raya. Ketersediaan uang tunai di mesin ATM seharusnya menjadi prioritas, mengingat kebutuhan masyarakat yang meningkat drastis.
Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Bank Jatim terkait kejadian tersebut. Ketidakjelasan ini semakin memperburuk citra bank di mata nasabah, yang mungkin merasa diabaikan dalam situasi yang mendesak.
Kasus ini seharusnya menjadi alarm bagi seluruh industri perbankan untuk meningkatkan kualitas layanan, terutama dalam menghadapi momen-momen krusial seperti Lebaran. Bank-bank perlu memastikan bahwa mesin ATM mereka selalu terisi dengan uang tunai yang cukup, serta memiliki sistem cadangan yang dapat diandalkan ketika terjadi masalah teknis.
Selain itu, komunikasi yang transparan dan responsif dari pihak bank kepada nasabah juga menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Nasabah berhak mendapatkan informasi yang jelas dan solusi yang cepat ketika menghadapi masalah seperti ini.
Kejadian di Sampang ini mengingatkan kita bahwa layanan perbankan tidak hanya tentang teknologi canggih, tetapi juga tentang kesiapan dan kepekaan dalam menghadapi kebutuhan nyata masyarakat. Bank Jatim, dan perbankan pada umumnya, perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem layanan mereka, terutama dalam menghadapi momen-momen yang membutuhkan respons cepat dan tepat.
Tanpa perbaikan yang signifikan, bukan tidak mungkin kejadian serupa akan terulang di masa depan, yang pada akhirnya dapat merugikan nasabah dan merusak reputasi bank itu sendiri.(Sup)
