Manggarai, NTT — Nusaberita.live Suasana duka menyelimuti warga Kelurahan Pitak, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, setelah peristiwa tragis kebakaran menewaskan seorang anak dan melukai satu lainnya. Warga pun menyerukan agar Pemerintah Kabupaten Manggarai, khususnya Bupati, memberikan perhatian serius dan tidak hanya bersikap reaktif terhadap musibah kemanusiaan seperti ini.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Minggu (4/5/2025) sekitar pukul 16.00 WITA di RT 005/RW 003. Sebuah rumah milik warga hangus terbakar, menelan korban jiwa seorang anak laki-laki berusia lima tahun, dan melukai kakaknya yang baru berusia tujuh tahun.
Kedua korban, Jofan (5) dan Jopin (7), tengah berada di dalam rumah tanpa pengawasan orang tua ketika api mulai membesar. Jofan ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara Jopin mengalami luka bakar serius dan kini sedang dirawat secara intensif di fasilitas kesehatan terdekat.
Ketua RT setempat, Alfret Sakti, mengungkapkan bahwa warga sudah berupaya maksimal menyelamatkan kedua anak tersebut. Namun api yang menjalar cepat dan asap pekat menyulitkan proses evakuasi.
“Kami semua berteriak minta tolong, mencoba menerobos masuk, tapi api dan asap sudah tak terkendali. Kami benar-benar tak berdaya. Hati kami hancur,” kata Alfret dengan mata berkaca-kaca.
Kebakaran diduga bermula dari area dapur rumah, meski hingga kini pihak kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Manggarai masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kejadian. Api berhasil dipadamkan sekitar satu jam kemudian setelah petugas pemadam bersama warga bergotong-royong memadamkannya.
Suasana pilu mewarnai proses evakuasi. Jenazah Jofan ditemukan dalam kondisi mengenaskan di antara puing-puing rumah yang hangus terbakar. Banyak warga tak kuasa menahan air mata. Orang tua korban diketahui sedang berada di luar kota saat insiden terjadi dan kini sedang dalam perjalanan pulang setelah menerima kabar duka.
Menanggapi tragedi ini, Pemerintah Kelurahan Pitak bersama masyarakat telah membuka posko darurat guna menampung bantuan dari berbagai pihak. Sejumlah donasi berupa makanan, pakaian, dan kebutuhan pokok mulai mengalir untuk membantu keluarga korban yang kehilangan tempat tinggal dan seluruh harta benda.
Namun, warga berharap agar tragedi ini tidak hanya ditanggapi secara formal dan seremonial. Mereka mendesak agar Pemerintah Kabupaten Manggarai, khususnya Bupati dan Dinas terkait, segera hadir memberikan perhatian yang nyata.
“Ini bukan sekadar musibah. Ini luka kemanusiaan. Dua anak jadi korban—satu kehilangan nyawa, satu lagi sedang berjuang untuk hidup. Kami butuh kehadiran pemerintah, bukan hanya ucapan belasungkawa. Kami butuh pendampingan psikologis, perlindungan hukum, dan jaminan sosial yang berkelanjutan,” tegas Alfret.
Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak tentang pentingnya sistem penanganan kebakaran yang cepat dan terkoordinasi, edukasi bahaya di lingkungan rumah, serta perlindungan maksimal terhadap anak-anak, khususnya di lingkungan padat penduduk.
Warga Pitak kini hanya bisa berharap agar di tengah duka yang begitu dalam, negara benar-benar hadir tidak hanya dalam bentuk retorika, tetapi dalam aksi nyata yang menyentuh sisi kemanusiaan, pemulihan trauma, dan jaminan kehidupan layak bagi keluarga yang terdampak.
Pewarta : Nobertus Patut
Tragedi Kebakaran di Pitak, Satu Anak Tewas: Warga Minta Kepedulian Nyata dari Pemkab Manggarai
RELATED ARTICLES