MAKASSAR, Nusaberita.live – Sejumlah mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Federasi Rakyat Demokrasi Makassar (FREEDOM) menggelar unjuk rasa di pertigaan Jalan Sultan Alauddin dan A.P. Pettarani, Makassar, pada Rabu (26/2/25) sore.
Aksi ini diwarnai dengan kibaran berbagai bendera serta orasi yang menyuarakan kekecewaan terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Wawan Copel, yang bertindak sebagai Jenderal Lapangan dalam aksi tersebut, menyatakan bahwa unjuk rasa ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap berbagai program kerja pemerintah yang dinilai tidak relevan.
“Kami lakukan aksi ini karena menilai banyak program kerja dan semacamnya yang tidak relevan, seperti MBG (Masyarakat Berdaya Gotong Royong) dan Inpres. Kami kecewa dengan pemerintahan Prabowo-Gibran,” ujar Copel saat dihubungi oleh reporter Nusaberita.Live.
Selain mengecam kinerja pemerintah, aksi ini juga menyoroti isu kebebasan berekspresi yang dinilai semakin terbatas. Copel mencontohkan kasus yang menimpa kawan-kawan di Sukatani, serta menolak keras praktik penggusuran yang merampas ruang hidup masyarakat.
“Kami juga menolak adanya penggusuran di ruang hidup masyarakat. Ini adalah bentuk ketidakadilan yang harus dihentikan,” tegasnya.
Spanduk bertuliskan “Turunkan Prabowo-Gibran” terlihat dibentangkan oleh massa aksi, sementara beberapa peserta membakar ban bekas sebagai simbol perlawanan. Aksi ini sempat memanas ketika terjadi adu mulut antara massa unjuk rasa dengan pengguna jalan di ruas A.P. Pettarani dan Jalan Sultan Alauddin. Namun, menurut Copel, situasi tersebut dapat diredakan. “Itu hanya miskomunikasi saja,” ujarnya.
Menjelang magrib, aksi unjuk rasa diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap oleh Copel. “Saya selaku Jenderal Lapangan membacakan pernyataan sikap untuk aksi hari ini, dan kita akan kembali mengagendakan konsolidasi untuk aksi selanjutnya,” tutupnya.
Aksi ini menjadi penanda semakin menguatnya suara kritis terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran, terutama dari kalangan pemuda dan mahasiswa yang menuntut perubahan dan keadilan sosial. FREEDOM menegaskan bahwa aksi ini bukanlah yang terakhir, dan mereka akan terus mengawal serta menuntut pemerintah untuk lebih responsif terhadap aspirasi rakyat.
(Nobertus/red)