NTT, Nusaberita.live — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melkianus Laka Lena, menerima audiensi dari Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) NTT, Umbu Wulang Tanaamah Paranggi, beserta jajaran pengurus WALHI NTT di ruang kerja Gubernur pada Selasa (22/4/2025).
Audiensi ini bertujuan untuk mendiskusikan isu-isu terkait dengan pembangunan berkelanjutan, pelestarian lingkungan hidup, dan rencana kegiatan nasional yang melibatkan organisasi masyarakat sipil di sektor lingkungan.
Salah satu fokus utama dalam pertemuan tersebut adalah pembahasan mengenai Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) 2025, yang rencananya akan diselenggarakan pada 17–24 September mendatang di Kabupaten Sumba Timur.
Pertemuan ini bertujuan untuk menghimpun pegiat lingkungan dari seluruh Indonesia guna merumuskan strategi bersama dalam menghadapi tantangan lingkungan hidup yang semakin kompleks, seperti perubahan iklim, degradasi ekosistem, dan krisis air bersih.
Gubernur Melki, dalam pertemuan itu, menegaskan komitmennya untuk memastikan pembangunan yang dilakukan oleh Pemprov NTT senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan keadilan ekologis.
“Pembangunan yang berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat NTT, yang tidak hanya mengedepankan aspek ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian alam yang menjadi sumber kehidupan kita,” ujar Gubernur Melkianus.
Menurut Gubernur, Pemerintah Provinsi NTT terus berupaya untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk WALHI dan organisasi sosial lainnya, dalam rangka merumuskan kebijakan yang mendukung pembangunan ramah lingkungan dan berbasis pada sumber daya lokal yang berkelanjutan.
Dalam hal ini, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan kebijakan yang holistik dalam pengelolaan sumber daya alam.
Direktur WALHI NTT, Umbu Wulang Tanaamah Paranggi, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan bahwa NTT merupakan salah satu provinsi yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, namun juga dihadapkan pada berbagai tantangan ekologis.
Wilayah NTT, yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki sumber daya alam yang melimpah, sering kali menjadi sasaran eksploitasi yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, WALHI berkomitmen untuk terus mengawal isu-isu lingkungan melalui berbagai platform, termasuk melalui PNLH 2025.
“Salah satu fokus utama dalam pertemuan nanti adalah bagaimana merumuskan kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong pelestarian lingkungan hidup tanpa mengabaikan kebutuhan ekonomi masyarakat lokal.
PNLH 2025 akan menjadi ajang untuk memperkuat gerakan masyarakat dalam menjaga dan merawat bumi, khususnya di NTT yang sangat rentan terhadap perubahan iklim,” jelas Umbu Wulang.
Selain membahas PNLH 2025, pertemuan ini juga menjadi momentum untuk memperbaharui komitmen Pemprov NTT dalam mendukung berbagai inisiatif pelestarian alam, termasuk di sektor energi terbarukan, pengelolaan kawasan konservasi, dan mitigasi bencana alam yang semakin sering terjadi.
Gubernur Melki mengungkapkan bahwa, sebagai bagian dari komitmen tersebut, Pemprov NTT berencana untuk melibatkan masyarakat adat dan komunitas lokal dalam setiap kebijakan pembangunan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam.
“Melalui pendekatan berbasis komunitas, kami berharap dapat menciptakan kesadaran kolektif untuk menjaga keseimbangan alam dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim,” ujar Gubernur.
Pemerintah Provinsi NTT juga berencana mengintensifkan kampanye lingkungan dan pendidikan ekologi di berbagai sektor untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam bagi kehidupan masa depan.
Gubernur berharap dengan adanya dukungan dari semua pihak, NTT akan mampu menjadi provinsi yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab dalam melestarikan sumber daya alam yang ada.
Pewarta : Nobertus Patut, S.Pd
