SAMPANG, Nusaberita.live – Tragedi kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang memilukan terjadi di Jalan Raya Desa Jungkarang, Kecamatan Jrengik, Sampang, Madura, Jawa Timur, pada Selasa (18/2/25) sekitar pukul 10.00 WIB. Kecelakaan ini melibatkan sebuah truk dengan nomor polisi N 8548 UP yang dikendarai oleh Moh Arifin (35) asal Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, dan sebuah mobil Toyota Kijang bernomor polisi M 1461 AU yang dikemudikan oleh Fajar Hanif (32) beserta keluarganya asal Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Bangkalan.
Menurut laporan Kapolres Sampang, AKBP Hartono, S.Pd, MM, kecelakaan ini terjadi akibat tabrakan frontal antara kedua kendaraan. Mobil Toyota Kijang yang sedang melaju dari arah timur ke barat berusaha mendahului kendaraan di depannya. Namun, pada saat yang bersamaan, truk yang melaju dari arah barat tidak memiliki cukup ruang untuk menghindar, sehingga terjadilah tabrakan hebat dari arah depan.
Akibat kecelakaan tersebut, dua balita yang merupakan anak dari Fajar Hanif, masing-masing berusia 5 dan 6 tahun, meninggal dunia. Balita berusia 5 tahun tewas di tempat kejadian, sementara saudaranya yang berusia 6 tahun menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit. Fajar Hanif dan istrinya, Rahma (25), mengalami luka berat, termasuk keretakan tulang di beberapa bagian tubuh. Sementara itu, sopir truk, Moh Arifin, hanya mengalami luka ringan.
Kapolres Sampang menegaskan bahwa kedua kendaraan telah dievakuasi ke Mapolres Sampang untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut. Ia juga mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk selalu mematuhi peraturan lalu lintas, menjaga kedisiplinan, dan bertanggung jawab saat berkendara guna mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa depan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan mematuhi aturan lalu lintas. Kecepatan dan ketidakhati-hatian dalam berkendara sering kali menjadi pemicu kecelakaan yang merenggut nyawa,” ujar AKBP Hartono.
Kecelakaan ini kembali menyadarkan betapa pentingnya keselamatan berkendara di jalan raya. Pihak berwenang terus mendorong kesadaran masyarakat untuk menghindari perilaku berkendara yang berisiko, seperti melanggar batas kecepatan atau melakukan manuver berbahaya.
(Sup)
