Rasa memiliki adalah kebutuhan mendasar manusia, dan hal ini telah terjadi sepanjang evolusi manusia. Itu adalah mekanisme bawaan selama fase evolusi umat manusia yang membuat kita tetap bersatu. Bagi manusia purba, hal ini berarti keselamatan — menjadi bagian dari komunitas yang melindungi individu dari ancaman seperti predator dan kelangkaan sumber daya, sehingga benar-benar membentuk masa depan umat manusia.
Sinder Sehrawat, Guru Meditasi dan Pengusaha Sosial berbagi bagaimana meditasi dapat menjalani kehidupan yang penuh rasa memiliki dan kepuasan dari kesepian.
Namun, di era modern, rasa memiliki telah mengambil dimensi baru, dan tanpa hal tersebut, kesepian telah menjadi masalah yang kritis dan paling menonjol, yang mempengaruhi kesejahteraan mental dan fisik di seluruh dunia. Selanjutnya telah melahirkan sesuatu yang lebih mendalam yaitu isolasi mental, yang juga dikategorikan sebagai isolasi emosional. Hal ini tidak hanya terlepas dari keamanan fisik dan koneksi tetapi juga bagian dari kemampuan untuk berbagi dan menjaga satu sama lain, dan sejak itu, hal ini telah digantikan oleh hiper-individualisme. Hal ini menciptakan kebutuhan mendesak untuk mengadopsi cara yang ampuh untuk berhubungan kembali dengan diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita, menjembatani kesenjangan antara isolasi dan rasa memiliki.
Tantangan Modern: Kesepian di Dunia yang Sangat Terkoneksi
Saat ini, hiperindividualisme telah merasuk lebih dalam ke dalam kehidupan kita. Dorongan terhadap privasi sudah terlalu berlebihan karena setiap orang menginginkan ruangnya sendiri, sehingga membuat kesepian menjadi masalah yang meluas, terutama di kalangan dewasa muda. Untuk menjaga kehidupan kita tetap pribadi, kita telah menciptakan tembok, batasan dan batasan yang membatasi kita untuk menjangkau orang lain. Ini adalah pagar dua arah yang mencegah orang lain memasuki kehidupan yang Anda tentukan sendiri.
Selanjutnya, dunia yang sangat terhubung ini telah menciptakan dunia yang jauh secara emosional di mana banyak orang merasa hampa. Mungkin saja kita berada di ruangan yang ramai atau bahkan terus-menerus melakukan komunikasi online namun tetap merasa terisolasi. Kebutuhan sebenarnya adalah hubungan yang tulus dengan diri sendiri dan orang lain, yang sulit dibangun oleh banyak orang. Akibatnya sejumlah Gen Z menggunakan istilah seperti “orang yang tersisa” atau “orang yang berjalan melalui saya” untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Menemukan Kembali Kepemilikan Melalui Meditasi
Dipraktikkan selama berabad-abad, Meditasi menawarkan jalan untuk berhubungan kembali dengan diri sendiri. Ketika orang kekurangan koneksi diri, mereka merasa kesulitan untuk membentuk koneksi autentik dengan orang lain. Selain itu, meditasi mendorong individu untuk melihat ke dalam, mengenali perasaan mereka, dan memupuk kesadaran diri. Perjalanan batin ini membantu menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang emosi, kebutuhan, dan keinginan seseorang, yang pada gilirannya, mempermudah hubungan dengan orang lain.
Meditasi menumbuhkan kesatuan antara pikiran, tubuh, dan momen di mana kita berada.—suatu keadaan pikiran yang memungkinkan kita untuk sepenuhnya berada di saat ini. Jika dipraktikkan secara konsisten, meditasi dapat meruntuhkan hambatan emosional dan tembok hiper-individualisme. Hasilnya, masyarakat menjadi lebih terbuka, empati, dan penuh kasih sayang, sehingga membangun rasa memiliki terhadap diri sendiri dan masyarakat di sekitar kita.
Jalan Menuju Kesejahteraan Pencegahan
Meditasi memiliki kualitas pencegahan dan mempraktikkannya secara teratur berfungsi sebagai penyangga terhadap tantangan kesehatan mental yang timbul dari isolasi yang berkepanjangan. Orang yang memiliki rasa memiliki yang kuat cenderung tidak mengalami dampak kesepian yang lebih parah. Mempromosikan rasa memiliki secara signifikan akan meningkatkan kualitas hidup, mulai dari meningkatkan kepuasan kerja hingga mengurangi biaya ekonomi yang terkait dengan masalah kesehatan mental.
Dampak ekonomi dari kesepian sangat mengejutkan. Misalnya, karyawan yang merasa terisolasi di tempat kerja mereka lebih mungkin untuk keluar, sehingga menyebabkan peningkatan tingkat turnover. Namun, ketika orang menemukan makna dan kepuasan melalui koneksi, permasalahan ini dapat diatasi.
Katalis untuk Gerakan Kolektif
Meditasi tidak hanya bermanfaat bagi individu tetapi juga berpotensi menciptakan efek riak, dengan mengubah masyarakat secara luas. Ketika orang menemukan kedamaian batin dan rasa memiliki, mereka secara alami menjadi lebih terbuka untuk berhubungan dengan orang lain. Hal ini mendorong keterbukaan untuk menjangkau orang lain, berbagi, dan menawarkan dukungan, sehingga menciptakan jaringan individu yang saling bergantung dan sehat secara emosional.
Dengan cara ini, hal ini menjadi sebuah gerakan di mana individu menjadi partisipan sekaligus duta keterhubungan. Para meditator dapat menginspirasi orang lain untuk menerapkan mindfulness, membina komunitas yang menghargai hubungan dibandingkan isolasi. Hal ini dikenal sebagai gerakan berbasis masyarakat yang mencegah keruntuhan komunitas dengan membangun ikatan berdasarkan pemahaman, kasih sayang, dan tujuan bersama.
Jauh ke depan
Dengan tujuan untuk mendorong kemandirian manusia, meditasi menawarkan cara yang ampuh untuk berhubungan kembali dengan diri kita sendiri dan orang lain. Di luar manfaat pribadi, meditasi mengatasi akar kesepian dan memberikan jalan berkelanjutan menuju rasa memiliki dan kesejahteraan secara keseluruhan.