Merenggut sekitar 1,6 juta nyawa setiap tahunnya, kanker paru-paru tetap menjadi salah satu kanker yang paling luas dan mengancam jiwa di seluruh dunia. Penyakit ini menyumbang 5,9% dari seluruh kasus kanker yang didiagnosis dan dikaitkan dengan 8,1% kematian terkait kanker. Diagnosis dan intervensi dini adalah kunci untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup, namun sering kali penyakit ini berkembang tanpa gejala yang nyata hingga mencapai tahap selanjutnya. Membiasakan diri dengan stadium kanker paru-paru dan pilihan pengobatan yang sesuai adalah penting bagi orang tua dan keluarga untuk membuat pilihan yang tepat untuk perawatan yang efektif.
Cara lain untuk memeriksa kanker paru-paru adalah dengan mempertimbangkan dua tipe signifikan yang dapat mendiagnosis penyakit ini, yaitu kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC), yang mencakup sekitar delapan puluh lima persen kasus, dan kanker paru-paru sel kecil. (SCLC), yang mencakup sekitar lima hingga sepuluh persen kasus. Khususnya, kedua jenis kanker paru-paru ini dikaitkan dengan tingkat perkembangan, gejala, dan tindakan terapeutik yang berbeda. Misalnya, pertumbuhan dan penyebaran NSCLC terbatas dibandingkan dengan SCLC yang lebih agresif dan sering ditemukan pada perokok. Selain itu, mengingat gejala utama kanker paru-paru, yang meliputi batuk kering dan basah, nyeri dada, dan bahkan perubahan napas, mencari bantuan dalam diagnosis sangat penting untuk mendapatkan hasil pengobatan yang positif.
Untuk mengklasifikasikan berbagai stadium kanker paru-paru, sistem TNM (Tumor, Node, Metastasis) diadopsi secara luas. Sistem ini mengevaluasi dimensi tumor (T), apakah kelenjar getah bening di dekatnya terpengaruh (N), dan apakah terdapat tanda-tanda metastasis (M), sehingga dapat memastikan stadium kanker antara Stadium 0 dan Stadium IV. Menurut klasifikasi kanker menjadi 4 stadium, setiap stadium memiliki tingkat keparahan yang berbeda dan membantu dokter memutuskan pengobatan terbaik.
Sekarang, mari kita periksa stadium kanker paru-paru, pengobatan yang tersedia, dan dampak pengobatan dini seperti yang dibagikan oleh Konsultan Senior Dr Bhavna Bansal dan HOD, Laboratorium Histopatologi Oncquest.
Tahap 0: Tahap pertama kanker adalah ketika tumor terlokalisasi di pleura tanpa perluasan ke struktur di sekitarnya. Untuk pasien ini, pengobatannya terdiri dari pembedahan dan perawatan lanjutan rutin. Radiasi mungkin diberikan jika pembedahan bukanlah suatu pilihan.
Tahap I: Lesi primer belum menyebar ke kelenjar getah bening regional dan hanya terbatas pada paru. Dalam kebanyakan kasus, eksisi lesi dilakukan melalui penatalaksanaan kuratif. Cara lain, seperti radiasi atau kemoterapi, mungkin digunakan jika pasien tidak dapat dioperasi.
Tahap II: Penyebaran tumor juga mencakup kelenjar getah bening regional; diagnosis diikuti dengan perawatan bedah. Pasien yang menjalani operasi umumnya diberikan kemoterapi setelahnya untuk membersihkan sisa penyakit. Pada pasien yang tidak cocok untuk menjalani reseksi bedah, diberikan radio dan kemoterapi.
Tahap III: Kanker menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya atau jaringan di dekatnya. Perawatan biasanya berupa kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan jika memungkinkan. Namun, pada stadium yang lebih lanjut, mungkin diperlukan beberapa imunoterapi untuk menangani pasien tersebut.
Tahap IV: Keganasan telah menyebar ke anggota tubuh jauh dan organ lainnya. Seringkali, perhatian diberikan pada perawatan paliatif, pengendalian komplikasi dan penanganan kanker dengan kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi. Oleh karena itu, perawatan paliatif sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan pasien.
Pencegahan dan deteksi dini
Kanker paru-paru dapat dicegah hanya dengan menjalani hidup sehat, tidak merokok, dan meminimalkan risiko dari faktor lingkungan. Pemeriksaan rutin dan intervensi kesehatan tepat waktu seperti batuk, sesak napas, dan manajemen nyeri dada memfasilitasi pengobatan penyakit ini pada tahap awal. Setelah menggunakan CT scan atau MRI untuk memeriksa adanya kelainan pada paru-paru, dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika lesi ditemukan, maka dimungkinkan untuk menentukan apakah ada kanker dengan melakukan biopsi.