Perempuan sering kali menghadapi tantangan beragam dalam menyeimbangkan tanggung jawab profesional, perawatan keluarga, dan kewajiban pribadi, semuanya dalam waktu 24 jam yang sama. Tekanan untuk unggul di segala bidang bisa terasa sangat berat. Namun, membangun ketahanan dan membina kesejahteraan mental memerlukan kesadaran akan tuntutan-tuntutan ini, memprioritaskan kebutuhan, dan mencari dukungan dari jaringan pribadi dan profesional.
Berikut adalah lima strategi yang dapat ditindaklanjuti yang dibagikan oleh Ritika Arora, COO, Manah Wellness untuk mendukung dan memberdayakan kesehatan mental perempuan dalam kehidupan sehari-hari dan tempat kerja:
Tanamkan Kesehatan Mental dalam Kebijakan dan Praktik
Organisasi harus secara eksplisit mengintegrasikan kesehatan mental ke dalam kebijakan mereka, menawarkan jadwal yang fleksibel, cuti berbayar, dan saluran komunikasi terbuka. Mendorong praktik seperti penilaian kesehatan mental tahunan dan survei keterlibatan karyawan membantu mengidentifikasi tantangan dan menyesuaikan sistem dukungan dengan kebutuhan unik perempuan.
Bina Komunitas Melalui Kelompok Pendukung
Menciptakan jaringan dukungan dan kelompok sumber daya kesehatan mental yang dipimpin oleh perempuan memberikan ruang yang aman untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi. Platform semacam ini membina komunitas, membangun ketahanan, dan mendorong kolaborasi di antara perempuan yang memikul tanggung jawab pribadi dan profesional.
Mempromosikan Fleksibilitas Tempat Kerja
Fleksibilitas dalam jadwal kerja, pilihan jarak jauh, dan kebijakan cuti dapat sangat mengurangi stres. Pemimpin yang mencontohkan perilaku seimbang, seperti meluangkan waktu untuk mengurus diri sendiri, menginspirasi orang lain untuk menetapkan batasan serupa, sehingga mengurangi risiko kelelahan.
Meningkatkan Kesadaran akan Sumber Daya Kesehatan Mental
Komunikasi yang efektif sangat penting. Para pemimpin harus secara aktif mempromosikan sumber daya kesehatan mental yang tersedia dan menghilangkan stigma terhadap pencarian dukungan. Berbagi kisah pribadi dan memastikan karyawan mendapat informasi tentang inisiatif kesehatan memperkuat kepercayaan dan keterlibatan.
Mendorong Batasan dan Mencabut Kabel
Para pemimpin dapat menganjurkan batasan-batasan kehidupan kerja yang jelas, menekankan praktik-praktik seperti memutuskan hubungan setelah jam kerja dan memprioritaskan waktu pribadi. Kebijakan yang membatasi komunikasi kerja di luar jam kerja semakin memperkuat budaya ini, sehingga memungkinkan karyawan untuk mendapatkan tenaga kembali.