Senin, Oktober 6, 2025
BerandaNationalBencanaNestapa Warga Inamosol dalam Keterisolasian Menjadi Kado Terburuk bagi Kabupaten SBB di...

Nestapa Warga Inamosol dalam Keterisolasian Menjadi Kado Terburuk bagi Kabupaten SBB di HUT RI ke-80

Mauku(Nusaberita.live)- Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia sejatinya menjadi momentum penuh harapan dan kebanggaan bagi seluruh rakyat, termasuk masyarakat Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Namun, bagi warga di Kecamatan Inamosol, perayaan kemerdekaan justru menghadirkan nestapa. Keterisolasian yang tak kunjung berakhir menjadi kado terburuk di tengah gegap gempita peringatan kemerdekaan.

Kecamatan Inamosol, yang terletak di pedalaman SBB, masih jauh dari sentuhan pembangunan yang memadai. Jalan penghubung antar desa rusak parah, akses transportasi sulit, jaringan komunikasi terbatas, dan fasilitas layanan dasar seperti kesehatan serta pendidikan sangat minim. Untuk menjangkau pusat pelayanan, warga harus menempuh perjalanan berjam-jam melewati medan yang berat. Kondisi ini menegaskan bahwa Inamosol masih “terputus” dari denyut pembangunan yang dijanjikan pemerintah.

Ironi besar terjadi ketika di kota, masyarakat merayakan kemerdekaan dengan berbagai kegiatan meriah, sementara di Inamosol, warga harus berjuang melawan keterbatasan. Pelajar harus menempuh perjalanan jauh demi bersekolah, pasien sakit terkadang terlambat mendapat pertolongan medis, dan aktivitas ekonomi masyarakat terhambat karena minimnya sarana transportasi. Kemerdekaan, dalam arti sesungguhnya, belum hadir bagi mereka.

Nestapa warga Inamosol ini mencerminkan betapa pembangunan di Kabupaten SBB masih timpang dan belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Pemerataan infrastruktur yang kerap dijanjikan belum menjadi kenyataan di wilayah ini. Seakan-akan, Inamosol dibiarkan berjalan sendiri di tengah arus zaman yang terus bergerak maju.

HUT RI ke-80 seharusnya menjadi titik refleksi bersama. Kemerdekaan bukan sekadar seremoni tahunan atau perayaan simbolis, tetapi harus diwujudkan dalam akses pembangunan yang nyata hingga ke pelosok. Selama Inamosol masih terkungkung dalam keterisolasian, makna kemerdekaan bagi mereka hanyalah kata-kata hampa.

Keterisolasian warga Inamosol adalah tamparan keras sekaligus kado terburuk bagi Kabupaten SBB di usia kemerdekaan RI yang sudah menginjak 80 tahun. Sudah saatnya pemerintah daerah dan pusat membuka mata serta hati, menghadirkan kebijakan yang berpihak pada masyarakat pedalaman. Pembangunan jalan, jembatan, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan komunikasi harus menjadi prioritas yang tak lagi bisa ditunda.

Kemerdekaan sejati adalah ketika seluruh warga, tanpa terkecuali, dapat merasakan nikmat pembangunan dan keadilan sosial. Selama Inamosol masih terpinggirkan, maka perayaan kemerdekaan hanyalah pesta tanpa makna bagi mereka yang masih hidup dalam keterisolasian.

Inamosol adalah gambaran penderitaan yang kongkret di negeri ini, inamosol adalah representasi penderitaan dan ketidak mampuan pemerintah dan negara untuk menjamah setiap sendih tangisan rakyat kita, dan inamosol ada representasi dari tangis piluh yang tidak mampu untuk di dengar oleh penguasa. (Alwi Sofyan Latekay)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments

MR KHM GM KGPC PROF DR RM DULIMAN ABD ROZAK SH. ADV. MM. DBA. MSI. CIE. IB. BBA. PhD. SE Asia. pada Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan atas Mandat Presiden Prabowo

This will close in 0 seconds