Selasa, Juni 17, 2025
BerandaKesehatanPeneliti Australia Menggunakan AI Untuk Mendiagnosis Depresi Parah Melalui Ekspresi Wajah dan...

Peneliti Australia Menggunakan AI Untuk Mendiagnosis Depresi Parah Melalui Ekspresi Wajah dan Aktivitas Otak

Sydney: Peneliti Australia telah membuat terobosan dalam mendiagnosis bentuk depresi parah dengan menganalisis ekspresi wajah dan aktivitas otak.

Para peneliti dari QIMR Berghofer Medical Research Institute di negara bagian Queensland, Australia, mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menemukan cara mendiagnosis melankolia dengan menganalisis seseorang saat mereka menonton film.

Melancholia adalah bentuk depresi yang parah. Orang yang terkena melankolia dapat mengalami kesedihan yang mendalam dan bertahan lama serta memperlambat bicara, pikiran dan gerakan, serta cenderung tidak merespons pengobatan psikologis dan seringkali memerlukan pengobatan yang kuat atau stimulasi otak untuk pulih.

Phillip Mosley, penulis utama studi baru dari QIMR Berghofer, mengatakan bahwa diagnosis melankolia secara dini dan akurat sangat penting.

Tim peneliti menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis ekspresi wajah 70 peserta uji klinis penderita depresi saat menonton film lucu. Para peserta kemudian menonton film pendek yang emosional sambil mengukur aktivitas otak mereka.

Mosley mengatakan peserta dengan melankolia merespons rangsangan secara berbeda dibandingkan orang dengan depresi non-melankolis.

“Orang dengan melankolia tampak datar, dan tidak tersenyum saat menonton video lucu. Perbedaan yang terlihat ini dikonfirmasi secara matematis ketika kami melakukan analisis komprehensif terhadap pergerakan otot wajah yang terlibat dalam senyuman,” ujarnya.

Selain itu, otak penderita melankolia menunjukkan respons yang datar atau tumpul selama adegan-adegan yang membangkitkan semangat dalam sebuah film emosional, lapor kantor berita Xinhua.

“Penelitian ini akan memungkinkan dokter umum dan dokter lain untuk mendiagnosis orang dengan depresi melankolis dengan lebih cepat dan akurat, membuat mereka pulih kembali dan merasa terhubung dengan orang yang mereka cintai lebih cepat,” kata Mosley.

Tim selanjutnya akan mengeksplorasi teori bahwa depresi melankolis dapat diobati dengan lebih baik dengan neuromodulasi, yaitu teknik medis yang menggunakan stimulasi listrik atau bahan kimia untuk meningkatkan fungsi sistem saraf.

Source link

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments

MR KHM GM KGPC PROF DR RM DULIMAN ABD ROZAK SH. ADV. MM. DBA. MSI. CIE. IB. BBA. PhD. SE Asia. pada Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan atas Mandat Presiden Prabowo

This will close in 0 seconds