Manggarai, Nusaberita.live – Penerimaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan iuran komite di MI Amanah Ruteng tahun ajaran 2024/2025 mencapai angka fantastis, yakni Rp 746.900.000. Namun, di balik besarnya aliran dana tersebut, muncul dugaan kuat adanya praktik korupsi dan pengelolaan keuangan yang tidak transparan. Ironisnya, 13 tenaga honorer, termasuk guru dan pegawai, hingga kini belum menerima gaji mereka.
Berdasarkan data yang diterima Nusaberita.Live, MI Amanah Ruteng menerima dana BOS sebesar Rp 423.500.000 per tahun, dihitung dari 385 siswa dengan alokasi Rp 1.100.000 per siswa. Selain itu, sekolah ini juga menerima dana komite sebesar Rp 323.400.000 per tahun, dengan iuran rutin siswa sebesar Rp 70.000 per bulan per siswa.
Namun, alih-alih digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan operasional sekolah, dana tersebut diduga dialihkan untuk kepentingan lain. Seorang sumber yang merupakan tenaga honorer di lembaga tersebut mengungkapkan, pihak yayasan dan Kepala Madrasah berinisial ST lebih fokus pada pembangunan ruang kelas baru, sementara nasib guru honorer terabaikan.
“Kepala sekolah dan pihak yayasan hanya fokus menggenjot pembangunan ruang kelas baru tanpa memikirkan gaji honorer yang belum dibayar,” tegas sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan, dalam rilis tertulisnya kepada Nusaberita.Live, Senin (3/3/25) malam.
Sumber juga membeberkan bahwa 40% dari dana komite, atau sekitar Rp 184.800.000 per tahun, dialirkan untuk pembangunan sekolah. Sementara itu, 30% atau Rp 138.600.000 per tahun diduga mengalir ke yayasan dan kolega tanpa kejelasan penggunaannya.
“Dengan aliran dana yang begitu besar, banyak pihak mempertanyakan apakah MI Amanah Ruteng telah menjadi ‘surga tersembunyi’ bagi oknum tertentu yang mengambil keuntungan dari pungutan yang seharusnya digunakan untuk kemajuan pendidikan dan gaji bagi guru dan pegawai honorer,” tegasnya.
Hingga saat ini, tidak ada transparansi mengenai pengelolaan dana tersebut. Masyarakat dan tenaga pendidik pun semakin resah, menuntut kejelasan dan pertanggungjawaban atas penggunaan dana yang seharusnya menjadi hak mereka.
Pengelolaan keuangan yang tidak transparan ini semakin diperparah dengan beban utang sekolah kepada komite. Setiap pencairan dana BOS, sekolah wajib membayar utang kepada komite yang kini mencapai Rp 150.000.000 untuk periode 2024/2025. Jumlah ini terus bertambah setiap tahun, membuat sekolah lebih sibuk melunasi utang ketimbang meningkatkan kesejahteraan guru atau memperbaiki fasilitas pendidikan.
Padahal, seluruh pembangunan ruang belajar di MI Amanah Ruteng selama ini murni berasal dari bantuan pemerintah daerah maupun Kementerian Agama (Kemenag), tanpa kontribusi nyata dari yayasan. Namun, alih-alih membantu operasional dan kesejahteraan tenaga honorer, komite justru membebani sekolah dengan utang yang terus membengkak.
Nasib tenaga honorer pun semakin terabaikan. Gaji mereka tak dibayarkan dengan layak, sementara tuntutan kerja terus meningkat. Jika ada yang berani bersuara, ancaman pemecatan langsung menghadang di depan mata.
Ironisnya, yayasan dan pimpinan MI Amanah Ruteng justru terus memaksakan pembangunan proyek dengan alasan memenuhi kebutuhan sekolah. Padahal, dana sekolah kerap digunakan terlebih dahulu untuk menutupi biaya pembangunan, sambil menunggu bantuan daerah yang dijanjikan.
Ketika dana bantuan akhirnya cair, sejumlah uang yang sebelumnya digunakan sekolah diganti oleh pemegang proyek. Namun, anehnya, setelah uang tersebut dikembalikan, tidak ada yang mengetahui ke mana dana itu mengalir.
“Jika pembangunan didanai oleh bantuan tanpa harus mengeluarkan dana sekolah, ke mana perginya uang yang sudah dipakai sebelumnya?” tanya sumber
Sejumlah pihak mendesak audit menyeluruh dan investigasi mendalam agar sekolah tidak terus menjadi “ladang basah” bagi segelintir oknum yang mencari keuntungan pribadi. Masyarakat dan tenaga pendidik menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pendidikan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak yayasan dan kepala madrasah belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan ini. Nusaberita.Live akan terus memantau perkembangan kasus ini dan menyajikan laporan lebih lanjut.
(Nobertus patut)