NASA telah mengonfirmasi bahwa Parker Solar Probe miliknya dalam keadaan sehat dan beroperasi normal setelah melakukan pendekatan terdekat dengan Matahari. Peristiwa bersejarah ini terjadi pada tanggal 24 Desember, ketika wahana tersebut melintas dalam jarak hanya 3,8 juta mil (6,1 juta kilometer) dari permukaan Matahari, memasuki atmosfer luar Matahari, yang dikenal sebagai corona.
Pertemuan Parker Solar Probe baru-baru ini menandai pencapaian signifikan dalam eksplorasi ruang angkasa. Ia berhasil memasuki corona, lapisan terluar atmosfer Matahari, wilayah yang sudah lama tidak bisa diakses pesawat luar angkasa sebelumnya. Pertemuan jarak dekat ini memungkinkan wahana tersebut mengumpulkan data berharga yang dapat merevolusi pemahaman kita tentang Matahari, bintang terdekat dengan Bumi.
Tujuan misi ini adalah untuk mengeksplorasi aspek-aspek penting dari perilaku Matahari, termasuk bagaimana material surya dipanaskan hingga mencapai suhu ekstrem, asal usul angin matahari, dan bagaimana partikel energik dipercepat hingga mendekati kecepatan cahaya. Fenomena ini telah lama membuat penasaran para ilmuwan, dan kedekatan Parker Solar Probe yang belum pernah terjadi sebelumnya diharapkan dapat memberikan jawabannya.
Laporan Status: Pesawat Luar Angkasa yang Aman dan Beroperasi
Tepat sebelum tengah malam pada tanggal 28 Desember, tim operasi di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins di Maryland menerima sinyal suar dari Parker Solar Probe, yang mengonfirmasi bahwa wahana tersebut dalam keadaan sehat dan berfungsi seperti yang diharapkan. Menurut NASA, sinyal ini merupakan tanda yang meyakinkan bahwa pesawat ruang angkasa tersebut telah berhasil menavigasi pendekatannya yang memecahkan rekor tanpa insiden.
Pernyataan resmi NASA menyoroti bahwa setelah pendekatan terdekat, wahana tersebut mengirimkan nada suar kembali ke Bumi, meyakinkan tim bahwa pesawat ruang angkasa itu aman dan beroperasi secara normal. “Setelah jarak terdekatnya dengan Matahari yang memecahkan rekor, Parker Solar Probe milik NASA telah mengirimkan sinyal suar kembali ke Bumi yang menunjukkan bahwa bumi dalam keadaan sehat dan beroperasi secara normal,” badan tersebut mengumumkan.
Misi Penyelidikan dan Penemuan yang Diharapkan
Parker Solar Probe diharapkan dapat memberikan wawasan penting tentang beberapa aspek penting fisika matahari. Dengan mempelajari Matahari dari dekat, para ilmuwan berharap dapat mengetahui bagaimana materi di dalam mahkota Matahari memanas hingga jutaan derajat. Fenomena ini masih menjadi salah satu misteri terbesar dalam fisika matahari. Selain itu, pesawat ruang angkasa ini akan membantu menentukan asal usul angin matahari, aliran partikel bermuatan yang terus menerus dipancarkan Matahari, yang dapat mempengaruhi cuaca antariksa di Bumi.
Aspek menarik lainnya dari misi ini adalah studi tentang bagaimana partikel energik dari Matahari dipercepat hingga mendekati kecepatan cahaya. Partikel-partikel ini diperkirakan memainkan peran penting dalam perilaku badai matahari dan cuaca luar angkasa, yang dapat berdampak pada pengoperasian satelit, sistem komunikasi, dan bahkan jaringan listrik di Bumi.
Selama pendekatan terdekatnya, Parker Solar Probe mengalami kondisi ekstrem, termasuk suhu yang mencapai hingga 1.800°F (982°C). Kemampuan pesawat ruang angkasa untuk menahan suhu tinggi sambil beroperasi dengan sempurna merupakan bukti rekayasa dan desainnya. Bepergian dengan kecepatan hingga 430.000 mph (692.000 kph), wahana ini akan melanjutkan misinya, mengumpulkan data dan mengirimkannya kembali ke Bumi untuk dianalisis.